top of page
jinipicks2_edited.png

Birthday is not Only Eight Simple Characters.

  • Writer: Galuh Ginanti
    Galuh Ginanti
  • Mar 19, 2015
  • 3 min read

Updated: Dec 6, 2024

12 Maret 2015. Happy birthday, dearest myself 🙂


I would like to thank God for His chance to keep me staying in this world gracefully, peacefully. Meskipun happy birthday hanya sebatas ucapan dan ulang tahun adalah sebuah momen bertambahnya usia yang rata-rata akan disesali orang yang ingin tetap hidup dalam kehidupan mudanya, namun saya sangat menikmatinya sebagai momen dimana saya harus flashback dan memaknai apa yang telah saya lakukan selama setahun, atau bahkan 22 tahun ke belakang (termasuk moment ketika saya belum bisa mengingat, karena pasti saya akan bertanya ke kedua orang tua saya dan merekayasa ulang kejadian versi yang saya pikirkan, hahaha. 😀


If only I could turn back time, ulang tahun di tahun-tahun sebelumnya rasanya saya tidak punya ‘calon’ memori sepekat dan seberagam ini. Selama seminggu banyak sekali kejadian yang saya anggap bermakna. Liburan di Jakarta selama lima hari, membuat saya sangat bersyukur bahwa kemacetan yang saya rasakan selama tinggal di Bali itu tidak ada apa-apanya. Meskipun nggak ada mall besar, tapi Bali punya puluhan tempat kece alami dan bisa ditempuh dalam waktu sejentik jari (belakang rumah dengan pemandangan gunung dan sawah, misalnya :D) dan ratusan tempat hang out artistik buat ngopi-ngopi yang masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Jakarta memberi saya banyak gambaran bahwa sampai saat ini saya harus selalu bersyukur karena saya diberi kemudahan berjuang untuk tetap hidup. Bisa mengunjungi salah satu keluarga di Jakarta yang hampir 4 tahun nggak ketemu merupakan hal lain yang menjadi bukti bahwa hidup terpisah dari keluarga besar adalah sebuah proses kemandirian tanpa takut harus merasa terlupakan. Hidup di Jakarta juga memberi saya sedikit rasa iri karena angkutan umum sangat mudah ditemukan. Saya akui, Bali memang sedikit tergerus gaya hidup, dan memang agak kesusahan untuk mengandalkan transportasi umum. Oke, cuma itu aja sih yang bikin iri. Oh ya, dan harga tiket bioskop yang nggak semahal Bali!! Ah, untuk pecinta film seperti saya, rasanya ini jadi alasan kenapa saya harus iri bagian kedua :D. Sisanya, I don’t wanna go back to Jakarta for holiday, unless I have billion money to throw away and have much time to waste on the highway road. Haha.


Saya sangat berterima kasih atas pengalaman saya yang (masih belum) begitu banyak hingga 22 tahun ini. Terima kasih atas surprise kecil dari beberapa F&B Department di salah satu restaurant and beach club terkenal di Bali yang pernah menjadi murid saya, thank you for your feedback as well 😉 aw, that was sweet 🙂


Dan tiga belas orang di 1derland, thank you for ever being my greatest part of teamwork and team-mate and companion and best hang-out partner. I’ve never found such a great co-worker-zone environtment! *duh lebay hihihi. Tapi seriously, saya sangat bersyukur mengenal mereka. I’m so blessed to have a chance to work with them 🙂


And thank you, for everyone who had blown my mind away for this 22 years. I might not be with most of them anymore, but the memories do. I have dealt with those memories to rent spaces in my mind until those change into something new, something better. 


Mhm, ucapan terima kasih, and next, what will I be after this celebration ends? Or what are my future targets? Keduanya adalah pertanyaan yang membuat saya selalu overthinking di malam hari. Birthday is not only being some of 8 simple letters. There’s no repetition of each letters, kan? Itu artinya setiap peringatan hari kelahiran yang dilakukan seseorang, hendaknya tidak satupun dari kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu akan diulangi lagi setelahnya. Angka 22 juga bukanlah hanya sekedar angka, betul? Ada hal-hal yang harus sudah ditargetkan untuk menjadi pelajaran setelah saya menghabiskan waktu panjang berpikir selama sebelas hari sebelum memasuki tanggal dua belas. Apa yang harus saya capai, bisakah saya mencapainya, bisakah saya mengubah perilaku buruk yang menjadi kritik orang lain, mungkinkah saya tetap menjaga eksistensi dari apa yang telah saya raih, adakah kesempatan bagi saya untuk menjalani hal-hal baru yang lebih baik bersama orang-orang baru yang datang silih berganti di kehidupan saya, atau mungkin pertanyaan standar seperti; kapan saya akan disebut dewasa? Dan sebagainya. Daaaaan sebagainya. Branchy banget ya.


Yah, but that’s what we called a progress.


Only those who risk going too far can possibly find out how far one can go 🙂


Happy birthday, Jini!


Lots of love,


Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating

Share your thoughts and feedback with me. I'd love to hear from you!

Thanks for reaching out!

© The Jiniverse. All rights reserved.

bottom of page